Pulau Maluku berada pada lempengan Australia di antara Pulau Sulawesi dan Pulau Papua. Pulau Maluku terkenal dengan pulau rempah-rempah oleh bangsa Eropa. Pulau Maluku terdaftar secara administratif sebagai kepulauan pada tahun 1950-1999. Kepulauan Maluku sendiri terdiri dari Maluku Utara dan Maluku dan di antara kepulauan tersebut yang terbesar adalah Maluku Utara.

Ibu kota Maluku Utara adalah Ternate. Pulau yang terkenal dengan 223 spesies burung dan 43 spesies endemis yang tinggal di pulau ini. Maluku Utara memiliki kekayaan alam yang masih terjaga dengan baik. Tidak heran Maluku Utara masuk dalam daftar 10 tempat wisata di dunia. Masyarakat Maluku Utara pun masih menjaga tradisi budaya leluhur dengan mempertahankan pakaian adat untuk acara penting.

Pakaian Adat Maluku Utara

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Maluku Utara masih melestarikan budaya leluhur, salah satunya adalah dengan menggunakan pakaian adat. Pakaian adatnya pun berbeda tergantung acara adat atau kegiatan yang dilakukan. Namun pada dasarnya, baju adat resminya adalah baju Cale. Berikut ini dipaparkan dengan jelas perbedaan baju adat Maluku Utara sesuai dengan acaranya.

Lihat juga: Pakaian Adat Maluku [Foto Lengkap]

Baju Cale

Baju Cale atau yang biasa disebut dengan kain salele adalah jenis kain tenun khas Maluku Utara dengan corak garis dan memiliki warna emas atau perak. Pada pria, kain salele digunakan pada jas dan dipadukan dengan kemeja serta celana panjang dengan warna senada. Sedangkan wanita kain salele dipakai untuk bawahan kebaya pada umumnya pakaian kebaya nasional.

Kebaya Putih Tangan Panjang

Sesuai dengan namanya, pakaian ini menggunakan setelan kebaya nasional dengan berbahan brukat dan rok berupa kain tenun kas Maluku Utara dan dilengkapi dengan aksesori gelang, kalung, dan bunga ron atau kak kuping pada haspel atau konde. Hal yang membedakan adalah pakaian ini digunakan untuk kalangan anggota kerajaan atau para bangsawan di Maluku Utara.

Kebaya Hitam Gereja

Masih dengan bentuk kebaya nasional, namun sesuai dengan namanya kebaya ini berwarna hitam yang terbuat dari kain brokat dan dipadukan dengan kain lenso atau kain berbentuk sapu tangan yang diletakkan di pundak sebagai aksesori tambahan, sepatu hitam dan kaos kaki putih serta aksesori. Kebaya ini digunakan untuk menghadiri ibadah gereja atau pun acara gereja.

Baniang Putih

Baniang putih adalah kemeja dengan kerah bundar atau jenis kerah shanghai yang digunakan untuk dalaman sebelum memakai jas. Dahulu pakaian ini berbahan sutera dan menggunakan kancing emas. Namun seiring dengan perkembangan zaman, bahan sutra dan emas sudah tergantikan dengan satin ataupun jenis kain lain yang memiliki karakteristik mengkilap.

Kebaya Dansa

Salah satu kebiasaan yang ada pada perayaan bahagia di Maluku Utara adalah berdansa. Karenanya, pakaian ini  terlihat lebih non-formal dibandingkan pakaian lain. Pakaian ini berbentuk kebaya yang dibuat dari kain katun dengan motif bunga-bunga dan berkerah bundar. Pakaian ini digunakan oleh pria ataupun wanita pada perayaan adat ataupun acara penting yang bahagia,

Baju Nona Rok

Pakaian yang terakhir adalah baju nona rok. Pakaian ini tetap menggunakan bentuk kebaya dan kain brukat sebagai bahannya dan menggunakan kain bahan katun dengan motif bunga-bunga. Dilengkapi dengan aksesori pada konde, tangan, dan kalung. Pakaian ini bisa disebut pakaian non-formal karena digunakan untuk kegiatan atau cara kecil sehari-hari di Maluku Utara.